Minggu, 3 Mei 2009 | 09:31 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Orin Basuki
NUSA DUA, KOMPAS.com — Meski masih berutang, Indonesia secara tidak langsung ikut membayar subsidi bunga bagi negara-negara anggota Bank Pembangunan Asia (ADB) yang tergolong berpendatan rendah atau berpenghasilan per kapita di bawah 1.000 dollar AS. Ini karena bunga pinjaman komersial yang dibayar Indonesia kepada ADB digunakan untuk membiayai subsidi bunga pinjaman lunak ADB kepada negara miskin.
"Banyak pengamat atau masyarakat yang selalu melihat Indonesia sebagai negara miskin, padahal di mata kreditor, Indonesia sudah digolongkan berpendapatan menengah," ujar Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati di Nusa Dua, Bali, Minggu (3/5).
Sejak 1 Januari 2009 Indonesia tidak bisa lagi mendapatkan fasilitas pinjaman berbunga rendah atau pinjaman yang dihimpun dalam Asian Development Fund (ADF), yakni kredit dengan bunga 1 persen per tahun dan masa pengembalian di atas 32 tahun. Indonesia hanya bisa mendapatkan pinjaman komersial dengan bunga berbasis suku bunga antarbank yang berlaku di London (LIBOR) plus 0,2 persen dan dengan masa pengembalian lebih pendek, yakni sekitar 25 tahun.
"ADF biasanya berasal dari keuntungan ADB yang diberikan kepada negara-negara berpenghasilan rendah, sedangkan Indonesia sudah tidak bisa lagi mendapatkan ADF," kata Sri Mulyani.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea....Negara.Miskin