Masalah hutang piutang ternyata jadi faktor pendorong Boediono bersedia mendampingi SBY dalam Pilpres 2009. Tapi bukannya Boediono memiliki hutang uang pada SBY, melainkan hutang budi pada bangsa Indonesia.
Pengakuan tersebut disampaikannya dalam pidatonya di Silatnas Parpol Koalisi SBY-Boediono. Acara digelar di Arena PRJ Kemayoran, Jakarta, Sabtu (30/5/2009).
"Saya menerima mendampingi Pak SBY untuk membayar hutang budi saya kembali pada bangsa ini," tutur Boediono.
Hutang budi yang dia maksud berkaitan dengan perjalanan tahapan karirnya selama ini. Sebagai orang yang terlahir bukan dari keluarga kaya raya, Boediono ternyata bisa menjadi menteri dalam 2 kabinet berbeda dan Gubernur BI.
Cara membayar hutang budi tersebut adalah dengan melakukan yang terbaik buat negara. Posisi begabung kembali dalam kabinet SBY sebagai wapres yang datang tanpa dia duga sebelumnya memberinya kesempatan untuk mewujudkan tekadnya tersebut.
"Insya Allah apa yang kami janjikan akan kami laksanakan. Saya siap laksanakan apa yang diperlukan pada masa-masa pilpres dan selanjutnya untuk melaksanakan tugas bersama sebagai tim," tekad Boediono.
http://id.news.yahoo.com/dtik/20090530/tpl-dampingi-sby-boediono-anggap-bayar-h-b28636a.html